Rabu, 12 November 2014

Sejarah Koperasi dari Zaman Penjajahan hingga sekarang



Assalamualaikum WR.WB

Perkembangan Koperasi dari zaman Penjajahan sampai Sekarang

    1. Zaman Belanda

Zaman penjajahan adalah zaman penderitaan  bagi Bangsa Indonesia. Melihat penderitaan masyarakatnya ,seorang patih di Purwokerto yang bernama RRW.Wiria Atmaja pada tahun 1896, berinisiatif mendirikan Hulp Spaarbank (Bank simpanan) sebagai bentuk pertolongan terhadap pegawainya.Hal ini ditanggapi positif oleh asisten Residen Purwokerto E.Sieberg.
Pada tahun 1898 gagasan tersebut diperluas lagi oleh De Wolff Van Westerrode, sebagai pengganti  E.Sieberg. usahanya diperluas dengan cara memberikan pinjaman kepada petani. Hasil Usahanya nama Bank simpanan berubah menjadi Bank Penolong.
Pada tanggal 1908,perkumpulan Budi Utomo mendirikan koperasi pemakaian dan penjualan. Ditengah maraknya berdirinya koperasi,  ternyata koperasi tidak dapat bertahan, disebabkan karena pengetahuan anggota koperasi tentang koperasi sendiri sangat minim dan kurangnya kesetiaan anggota terhadap koperasi saat itu keberadaan koperasi menjadi sedikit,  Usaha pembangkitan kembali oleh Serikat Dagang Islam di tahun 1913 tidak membuahkan hasil, bahkan memperburuk citra koperasi dimata masyarakat. Hal ini disebabkan karena pudarnya kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
Selama 15 tahun semenjak tahun 1927 , dengan berdirinya Boedi Oetomo dengan Soetomo sebagai pemimpinnya. Dimulai dengan pembangkitan kembali koperasi. Namun tidak berjalan lancer dikarenakan rintangan Pemerintah dan persaingan pedagang lain.
Untuk membatasi  perkembangan koperasi, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan koperasi 7 april no. 431 tahun 1915, untukmendiri kan koperasi dilakukan:
a. Bila ingin mendirikan Koperasi harus mendapat izin dari Gubernur
b. Dibuatnya akta dengan peraturan notaris dalam Bahasa Belanda.
c. Ongkos materai 50 gulden.
d. Hak tanah harus menurut hak Eropa.
e. Harus diumumkan di Javasche Courant, dan biayanya juga tinggi.

Sampai  akhirnya dibuat peraturan yang lebih ringan, yaitu peraturan No. 19 tahun 1927, yang isinya sebagai berikut:
a. Akte tidak perlu perantara notaris, cukup didaftarkan pada penasehat urusan kredit rakyat dan koperasi dapat ditulis dengan bahasa daerah.
b. Ongkos materai 3 gulden.
c. Hak tanah dapat menurut hukum adat.
d. Berlaku untuk orang Indonesia asli, yang mempunyai hak badan huakum secara adat.




(   2. Zaman Jepang (1942-1945)

Koperasi pada zaman pendudukan Jepang tidak mengalami kemajuan, justru mengalami kehancuran. dikeluarkannya peraturan UU. No. 23 pasal 2, isinya adalah pelarangan untuk mendirikan perkumpulan baru atau mengadakan persidangan. Sedangkan perkumpulan yang lama dilarang untuk meneruskan usahanya. Pemerintah Jepang mendirikan koperasi, diberi nama “Kumiani”. Kumiani memiliki tugas menyalurkan barang-barang kebutuhan rakyat. Kumiani digunakan untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan Pemerintah Jepang, sehingga kepercayaan rakyat terhadap koperasi semakin hilang.
  
3. Zaman Kemerdekaan Sampai Sekarang
 
Zaman  Kemerdekaan mengubah  yang tadinya system perekonomian Indonesia menjadi perekonomian sisa system perekonomian liberal dan perekonomian fasis Jepang kearah perekonomian yang didasarkan kekeluargaan. Pada Zaman ini koperasi tidak juga mengalami perkembangan.
Tahun 1947 koperasi berhasil mengadakan konggres koperasi untuk seluruh wilayah Indonesia, yang bertempat di Tasikmalaya. Namun tidak semua wakil yang menghadirinya. Keputusan penting yang diambil adalah sbb:
a. Mendirikan Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang        berkedudukan di Tasikmalaya
b. Menetapkan tanggal 12 juli sebagai hari koperasi
c. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
d. Mengusahakan pendidikan koperasi dikalangan masyarakat umumnya dan di kalangan anggota khususnya
e. Mendesak kepada Pemerintah untuk segera menetralisir ketentuan UUD 1945 pasal 33 khususnya ayat(1)
f. Mengusahakan terbentuknya koperasi desa untuk memperkuat susunan ekonomi
g. Mengusahakan berdirinya Bank Koperasi yan merupakan badan pengorganisir permodalan koperasi
h. Menetapkan Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia

Pada tahun 1953 diselenggarakan konggres kedua di Bandung memutuskan:

a. Merubah SOKRI menjadi Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN), tugasnya:
1. Mengintensifkan penerangan koperasi
2. Membentuk panitia untuk memberikan saran kepada Pemerintah tentang UU koperasi
3. Membentuk lembaga pendidikan koperasi untuk mengusahakan berdirinya 
 sekolah-sekolah menengah koperasi ditiap-tiap propinsi

b. Mendesak kepada Pemerintah untuk:
1. Melaksanakan ketentuan UUD 1950 pasal 38
2. Menetapkan koperasi sebagai mata pelajaran disekolah lanjutan
3. Menambah anggaran belanja bagi jawatan koperasi
4. Mengeluarkan Undang-Undang koperasi yang baru


Terima kasih, mohon maaf bila penulisannya masih ada kekurangan

Selasa, 21 Oktober 2014

Ekonomi Koperasi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah  SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian/wawancara mengenai Koperasi ini dengan baik. Tugas ini di buat guna memenuhi nilai dari mata kuliah Ekonomi Koperasi.
Penulis menyadari bahwa berhasilnya penyusunan makalah ini berkat adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak dalam berbagai bentuk bantuan untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada:  Allah SWT, keluarga, teman-teman semuanya yang telah membantu dan memberikan dukungan dan doanya, dosen softskill Ekonomi Koperasi (Ibu Cynthia Agustina), dan Bapak dan ibu koperasi yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Makalah ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Hal ini di karenakan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis terbatas. Pada akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Agar tercapainya kesempurnaan tugas laporan ini, Akhir kata penulis mengucapkan Terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan masyarakat pada umumnya dalam rangka mewujudkan terlaksananya masyarakat yang maju, adil dan makmur.

TUJUAN

Laporan penelitian Koperasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat nilai dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi. yang melatar-belakangi dalam pembuatan laporan ini adalah:
o        Memenuhi salah satu syarat nilai dalam mata kuliah Ekonomi Koperasi.
o        Melaporkan hasil dari tugas-tugas yang telah dilaksanakan.
o        Meneliti dan melihat secara langsung kegiatan Koperasi di Lingkungan Masyarakat.

WAKTU PELAKSANAAN

Observasi, cara pengumpulan data laporan dengan mengadakan tugas pencatatan serta penelitian secara langsung terhadap objek untuk mendapatkan data.
Wawancara, mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab langsung dengan pihak yang bersangkutan.



BAB II
PEMBAHASAN

Nama Koperasi                : Koperasi Jasa Keuangan PEMK Bangka
Alamat                             : Jl. Kemang Timur 1 No.1 RT/RW:06/04 Kel.Bangka Kec.Mampang                                                      Prapatan, Jakarta selatan 12730
Narasumber                      : Ibu Rini
Jabatan                              : Anggota Koperasi

Koperasi Jasa Keuangan PEMK Bangka, bergerak dibidang usaha simpan pinjam atau memberikan pinjaman kepada pengusaha menengah kebawah (mikro).

Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan PEMK Bangka sebagai berikut:
Ketua            : Bapak Nasrudin
Sekretaris      : Bapak Jamal Lail
Bendahara     : Bapak H. Romli
Anggota        : Rini dan Dody

Struktur Organisasinya seperti rapat anggota – pengurus – pengawas – pengelola – anggota.
Modal awal dalam pembuatan Koperasi ini dipinjamkan dari Unit Pengelola Dana Bergulir (UPDB DKI Jakarta)

Sisa Hasil Usaha (SHU) diberikan sebesar 2% dari keuntungan masing-masing pemanfaat.
Permasalahan yang dihadapi pada asa Keuangan PEMK Bangka ini adalah
1.      Apabila Nasabah tidak ada keuntungan tidak wajib mengembalikan dana pinjaman dari koperasi ini.
2.      Nasabah sulit mengembalikan Dana Pinjaman dari koperasi ini, dan lain-lain.


BAB III
PENUTUP

Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri seperti membuka usaha  dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain. Koperasi juga sangat membantu nasabah koperasi yang sedang membutuhkan bantuan.

ekonomikoperasi.triastuti228.blogspot.com 

Minggu, 04 Mei 2014

Artikel Perekonomian Indonesia

artikel perekonomian indonesia 
 Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.

            Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
            Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
             Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini didalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008 bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India, Indonesia dan South Africa).
 Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka 5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1 triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia, belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum ekspansif).
            Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang permasalahan ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah pengangguran dan tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang mendasari semua permasalahan – permasalahan sosial di Indonesia.
  • Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran merupakan masalah utama yang harus dihadapi perekonomian indonesia. Ada beberapa penyebab tingginya pengangguran diantaranya seperti tidak seimbangnya jumlah pekerja dan lapangan pekerjaan yang tidak tersedia, Selain itu tidak cocoknya tenaga yang tersedia dengan spesifikasi yang dicari penyedia lapangan pekerjaan.  Penyebab yang lain adalah pendidikan yang tidak cukup dengan standart yang dibutuhkan.
*      Jenis-jenis Pengangguran :
-          Berdasarkan jam kerja :
  1. Pengangguran Terselubung: Pengangguran disini adalah kumpulan SDM yang tidak bekerja secara optimal desebabkan karena alasan tertentu.
  2. Setengah Menganggur: SDM disini tidak bekerja karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan.
  3. Pengangguran terbuka: SDM disini merupakan tenaga kerja yang tidak punya pekerjaan sama sekali.
-          Berdasarkan penyebab terjadinya :
  1. Pengangguran Friksionil: SDM disini menganggur karena mereka memilih untuk menganggur karena menunggu pekerjaan yang lebuh berkualitas atau lebih cocok dengan mereka.
  2. Pengangguran Struktural: SDM disini diberhentikan oleh perusahaan karena perusahaannya sudah bangkrut atau mengalami kemunduran.
  3. Pengangguran Teknologi: SDM disini diberhentikan perusahaan atau tidak direkrut karena perusahaan sudah tidak membutuhkan tenaganya lagi, karena pekerjaannya sudah diambil alih oleh mesin karena perkembangan teknologi.
  4. Pengangguran Siklikal: SDM menjadi pengangguran karena pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh.
  5. Pengangguran musiman: SDM menjadi pengangguran karena pekerjaanya bersifat musiman. Apabila musimnya sudah habis pekerjaannya sudah tidak ada lagi.
  6. Pengangguran Konjungtural: SDM menjadi pengangguran dipengaruhi oleh perubahan perekonomian.

*      Penyebab Terjadinya Pengangguran
  1. Penduduk yang relatif banyak
  2.  Pendidikan dan keterampilan yang rendah
  3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
  4. Teknologi yang semakin modern
  5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-penghematan.
  6.  Penerapan rasionalisasi
  7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
  8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu Negara
*      Dampak-dampak dari Pengangguran
  1. Pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai oleh masyarakat lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya).  Sehingga kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun lebih rendah.
  2. Pengangguran menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
  3. Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
  4. Jumlah penduduk miskin semakin bertambah.
  5. Meningkatkan tindakan kriminalitas.
*      Upaya Mengatasi Pengangguran
  1. Mengadakan program transmigrasi
  2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
  3. Mendorong majunya pendidikan
  4. Mengintensifkan program keluarga berencana
*      Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
*      Penyebab Inflasi
-           Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar)  inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
-          Inflasi desakan biaya ( cost push inflation,  terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
*      Ada beberapa dampak dengan terjadinya Inflasi yaitu:
ü  Dampak Postif Inflasi
  1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
  2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
  3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
  4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
ü  Dampak Negatif Inflasi
  1. Harga barang-barang dan jasa naik.
  2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
  3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
  4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
  5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
ü  Mengukur inflasi
            Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
-      Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
-          Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
-      Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
-          Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
-          Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
ü  Hubungan Antara Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan  Kurva Phillips, menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran rendah. Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya meningkatkan pengangguran. Hubungan inflasi, output dan pengangguran) sangat ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan terhadap tenaga kerja akan meningkat (dengan sendirinya pengangguran berkurang).    Akan tetapi, sebaliknya kenaikan aggregat permintaan tersebut akan menaikkan harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang dinamakan hubungan negatif inflasi dan pengangguran. Penurunan penawaran dengan sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam permintaan. Akibatnya harga-harga meningkat (inflasi meningkat). Akan tetapi karena penawaran menurun ini berarti permintaan terhadap tenaga kerja juga menurun yang dengan sendirinya menurunkan produksi nasional. Akhirnya yang terjadi adalah inflasi tinggi dan pengangguran tinggi.
Kesimpulan :
Bahwa perekonomian Indonesia bisa menjadi lebih baik jika kita sebagai warga Negara mau untuk sadar dan bekerja keras memajukan perekonomian Indonesia. Pemerintah kita bantu dalam program MP3EI.  Perkembangan perekonomiannya bisa naik maupun turun bergantung dari kinerja pemerintah, daya saing internasional, dan defisit neraca perdagangan. Perekonomian Indonesia harus bisa di tingkatkan dan juga seperti bidang pendidikan, bisnis, dan hal berbudaya serta bidang lainnya.


Sumber :