Minggu, 07 Mei 2017

Akuntansi di Negara Perancis

8 Faktor Praktek Akuntansi di Negara Perancis




Grafik Sejarah Perkembangan Sistem Akuntansi di Negara Perancis


Rabu, 04 Januari 2017

ETIKA DALAM AUDITING

ETIKA PROFESI AKUNTANSI DALAM AUDITING (BAB 6)

1. Kepercayaan Publik
Kepercayaan masyarakat umum  sebagai pengguna jasa audit atas  independen sangat penting bagi perkembangan profesi  akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti  bahwa indepedensi auditor ternyata berkurang,  bahkan kepercayaan masyarakat juga bisa menurun disebabkan oleh keadaan  mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap  independensi tersebut. Untuk menjadi independen, auditor harus secara  intelektual jujur, bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak  mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya baik merupakan manajemen  perusahaan atau pemilik perusahaan. Kompetensi dan independensi yang  dimiliki oleh auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika. Akuntan  mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka  kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan  diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi  kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka.

2. Tanggung Jawab Auditor Kepada Publik
Profesi akuntan di dalam masyarakat memiliki peranan yang sangat penting  dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib dengan menilai  kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh  perusahaan. Ketergantungan antara akuntan dengan publik menimbulkan  tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam kode etik  diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang  membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik.  Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi  yang dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk  memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas, obyektifitas, keseksamaan  profesionalisme, dan kepentingan untuk melayani publik. Para akuntan  diharapkan memberikan jasa yang berkualitas, mengenakan jasa imbalan yang  pantas, serta menawarkan berbagai jasa dengan tingkat profesionalisme yang  tinggi. Atas kepercayaan publik yang diberikan inilah seorang akuntan harus  secara terus-menerus menunjukkan dedikasinya untuk mencapai  profesionalisme yang tinggi.
Justice Buger mengungkapkan bahwa akuntan publik yang independen dalam  memberikan laporan penilaian mengenai laporan keuangan perusahaan  memandang bahwa tanggung jawab kepada publik itu melampaui hubungan  antara auditor dengan kliennya. Akuntan publik yang independen memiliki  fungsi yang berbeda, tidak hanya patuh terhadap para kreditur dan pemegang  saham saja, akan tetapi berfungsi sebagai ”a public watchdog function”. Dalam  menjalankan fungsi tersebut seorang akuntan harus mempertahankan  independensinya secara keseluruhan di setiap waktu dan memenuhi kesetiaan  terhadap kepentingan publik. Hal ini membuat konflik kepentingan antara klien  dan publik mengenai konfil loyalitas auditor.
Hal serupa juga diungkapan oleh Baker dan Hayes, bahwa seorang akuntan  publik diharapkan memberikan pelayanan yang profesional dengan cara yang  berbeda untuk mendapatkan keuntungan dari contractual arragment antara  akuntan publik dan klien. Ketika auditor menerima penugasan audit terhadap  sebuah perusahaan, hal ini membuat konsequensi terhadap auditor untuk  bertanggung jawab kepada publik. Penugasan untuk melaporkan kepada publik  mengenai kewajaran dalam gambaran laporan keuangan dan pengoperasian  perusahaan untuk waktu tertentu memberikan ”fiduciary responsibility” kepada  auditor untuk melindungi kepentingan publik dan sikap independen dari klien  yang digunakan sebagai dasar dalam menjaga kepercayaan dari publik.

3. Tanggung Jawab Dasar Auditor
The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing  Practices Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) mengenai  tanggung jawab auditor:
a. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan,  mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
b. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
c. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional.
d. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test.
e. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan keuangan.

4. Independensi auditor
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Hal itu berarti auditor akan  bersifat netralterhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersifat objektif. Publik  dapat mempercayai fungsi auditkarena auditor bersikap tidak memihak serta  mengakui adanya kewajiban untuk bersiikap adil. Entitas adalah klien auditor,  namun CPA memiliki tanggung jawab yang lebih besar kepada para  penggunalaporan auditor yang jelas telah diketahui. Auditor tidak boleh  memposisikan diri atau pertimbangannyadi bawah kelompok apapun dan  siapapun. Independensi, integritas dan objektivitas auditor mendorongpihak  ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang tercakup dalam laporan  auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya. Dalam menjalankan  tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen  di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar  Profesional Akuantan Publik yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen  tersebut harus meliputi :
a. Independensi dalam fakta : Auditor benar-benar mempertahankan  perilaku yang tidak bias (independen) disepanjang audit
b. Independensi dalam penampilan : Pemakai laporan keuangan memiliki  kepercayaan atas independensi tsb.
c. Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak  lain dan tidak tergantung pada orang lain. 

Hal yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas seorang auditor seperti :
1. Hubungan keuangan dengan klien
2. Kedudukan dalam perusahaan yang diaudit 
3. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten
4. Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit 
5. Hubungan keluarga dan pribadi 
6. Imbalan atas jasa profesional 
7. Penerimaan barang atau jasa dari klien 
8. Pemberian barang atau jasa kepada klien.


5. Peraturan Pasar Modal dan Regulator mengenai independensi akuntan  publik
Pada tanggal 28 Pebruari 2011, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga  Keuangan (Bapepam dan LK) telah menerbitkan peraturan yang mengatur  mengenai independensi akuntan yang memberikan jasa di pasar modal, yaitu  dengan berdasarkan Peraturan Nomor VIII.A.2 lampiran Keputusan Ketua  Bapepam dan LK Nomor : Kep-86/BL/2011 tentang Independensi Akuntan Yang  Memberikan Jasa di Pasar Modal.
Seperti yang disiarkan dalam Press Release Bapepam LK pada tanggal 28  Februari 2011, Peraturan Nomor VIII.A.2 tersebut merupakan penyempurnaan  atas peraturan yang telah ada sebelumnya dan bertujuan untuk memberikan  kemudahan bagi Kantor Akuntan Publik atau Akuntan Publik dalam memberikan  jasa profesional sesuai bidang tugasnya. Berikut adalah keputusannya :


KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 20  /PM/2002 TENTANG INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA  AUDIT DI PASAR MODAL
Pasal 1
Ketentuan mengenai Independensi Akuntan yang Memberikan Jasa Audit  di Pasar Modal, diatur dalam PERATURAN NOMOR  VIII.A.2 : INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKA JASA AUDIT  DI PASAR MODAL:
Definisi dari istilah-istilah pada peraturan ini adalahPeriode Audit dan Periode Penugasan Profesional :
1. Periode Audit adalah periode yang mencakup periode laporan keuangan  yang diaudit atau yang direview; dan
2. Periode Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk  mengaudit atau mereview laporan keuangan klien atau untuk  menyiapkan laporan kepada Bapepam.

Anggota Keluarga Dekat adalah istri atau suami, orang tua, anak, baik  didalam maupun diluar tanggungan, dan saudara kandung.
Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa  profesional yang hanya akan dibebankan apabila ada temuan atau hasil  tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu  tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau  badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil  penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

Orang Dalam Kantor Akuntan Publik adalah:
1. Orang yang termasuk dalam Tim Penugasan Audit yaitu sema rekan,  pimpinan dan karyawan profesional yang berpartisipasi dalam audit, review,  atau penugasan atestasi dari klien, termasuk mereka yang review  melakukan penelaahan lanjutan atau yang bertindak sebagai rekan ke dua  selama Periode Audit atau penugasan atestasi tentang isu-isu teknis atau  industri khusus, transaksi, atau kejadian penting;
2. Orang yang termasuk dalam rantai pelaksana/perintah yaitu semua  orang yang:
a. mengawasi atau mempunyai tanggung jawab manajemen secara  langsung terhadap audit;
b. mengevaluasi kinerja atau merekomendasikan kompensasi bagi  rekan dalam penugasan audit; atau
c. menyediakan pengendalian mutu atau pengawasan lain atas audit;  atau
3. Setiap rekan lainnya, pimpinan, atau karyawan profesional lainnya dari  Kantor Akuntan Publik yang telah memberikan jasa-jasa non audit  kepada klien.

Karyawan Kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan  tanggung jawabuntuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan  kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota Komisaris, anggota  Direksi,  dan manajer dari perusahaan.

Jangka waktu Periode Penugasan Profesional:
Periode Penugasan Profesional dimulai sejak dimulainya pekerjaan lapangan  atau penandatanganan penugasan, mana yang lebih dahulu.

Periode Penugasan Profesional berakhir pada saat tanggal  laporan Akuntan atau pemberitahuan secara tertulis oleh Akuntan atau klien  kepada Bapepam bahwa penugasa telah selesai, mana yang lebih dahulu.
Dalam memberikan jasa profesional, khususnya dalam memberikan opini  atau penilaian, Akuntan wajib senantiasa mempertahankan sikap independen. Akuntan tidak independen apabila selama Periode Audit dan selama Periode  Penugasan Profesionalnya, baik Akuntan,  Kantor Akuntan Publik, maupun  Orang Dalam Kantor Akuntan Publik mempunyai kepentingan keuangan  langsung atau tidak langsung yang material pada klien, seperti :
1. investasi pada klien; atau
2. kepentingan keuangan lain pada klien yang dapat menimbulkan bentura  kepentingan.

mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien, seperti :
1. merangkap sebagai Karyawan Kunci pada klien;
2. memiliki Anggota Keluarga Dekat yang bekerja pada klien sebagai  Karyawan Kunci dalam bidang akuntansi dan keuangan;
3. mempunyai mantan rekan atau karyawan profesional dari kantor akuntan  publik yang bekerja pada klien sebagai Karyawan Kunci dalam bidang  akuntansi dan keuangan, kecuali setelah lebih dari 1 (satu) tahun tidak  bekerja lagi pada Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan atau
4. mempunyai rekan atau karyawan profesional dari kantor akuntan publik  yang sebelumnya pernah bekerja pada klien sebagai karyawan kunci dalam  bidang akuntansi dan keuangan kecuali yang bersangkutan tidak ikut  melaksanakan audit terhadap klien tersebut dalam Periode Audit.
mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung yang  material dengan klien, atau dengan karyawan kunci yang bekerja pada  klien, atau dengan pemegang saham utama klien. Hubungan usaha  dalam  butir ini tidak termasuk hubungan usaha dalam hal Akuntan,  Kantor Akuntan Publik, atau Orang Dalam Kantor Akuntan Publik  memberikan jasa audit atau non audit kepada klien, atau merupakan  konsumen dari produk barang atau jasa klien dalam rangka menunjang  kegiatan rutin.

memberikan jasa-jasa non audit kepada klien seperti :
1. pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan catatan  akuntansi klien;
2. atau laporan keuangan;
3. desain sistim informasi keuangan dan implementasi;
4. penilaian atau opini kewajaran (fairness opinion);
5. aktuaria;
6. audit internal;
7. konsultasi manajemen;
8. konsultasi sumber daya manusia;
9. konsultasi perpajakan;
10. Penasihat Investasi dan keuangan; atau
11. jasa-jasa lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
a. memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar Fee Kontinjen atau komisi, atau menerima Fee Kontinjen atau komisi dari klien.
b. Sistim Pengendalian Mutu
Kantor Akuntan Publik wajib mempunyai sistem pengendalian  mutu dengan  tingkat keyakinan yang memadai bahwa  Kantor Akuntan Publik atau karyawannya dapat menjaga sikap  independen dengan mempertimbangkan ukuran dan sifat  praktik  dari Kantor Akuntan Publik tersebut.
c. Pembatasan Penugasan Audit
d. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya  dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5  (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan paling  lama untuk 3(tiga)tahun berturut-turut
e. Kantor Akuntan Publik dan Akuntan dapat menerima penugasan  audit kembali untuk klien tersebut setelah 3 (tiga) tahun buku  secara berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut.
f. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b di  atas tidak berlaku bagi laporan keuangan interim yang diaudit  untuk kepentingan Penawaran Umum.
g. Ketentuan Peralihan
h. Kantor Akuntan Publik yang telah memberikan jasa audit umum  untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut atau lebih dan masih  mempunyai perikatan audit umum untuk tahun buku  berikutnya atas laporan keuangan klien, pada saat berlakunya  peraturan  ini hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud  untuk 1 tahun berikutnya.
i. Akuntan yang telah memberikan jasa audit umum untuk 3 (tiga)  tahun buku berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai  perikatan audit umum untuk tahun buku berikutnya atas  laporan keuangan klien, pada saat berlakunya peraturan ini  hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud untuk 1 (satu)  tahun buku berikutnya.
j. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana dibidang pasar  modal, bapepam berwenang mengenakan sanksi terhadap  setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk pihak  yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.

CONTOH KASUS
Kasus Etika Profesi Akuntansi 1 | Kasus PT Muzatek Jaya 2004
Kasus pelanggaran atas Standar Profesional Akuntan Publik, muncul kembali. Menteri Keuangan langsung memberikan sanksi pembekuan.
Menkeu Sri Mulyani telah membekukan ijin AP (Akuntan Publik) Drs Petrus M. Winata dari KAP Drs. Mitra Winata dan Rekan selama 2 tahun yang terhitung sejak 15 Marit 2007, Kepala Biro Hubungan Masyaraket Dep. Keuangan, Samsuar Said saat siaran pers pada Selasa (27/3), menerangkan sanksi pembekuan dilakukan karena AP tersebut melakukan suatu pelanggaran atas SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).  
Pelanggaran tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan audit terhadap Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya pada tahun buku 31 December 2004 yang dijalankan oleh Petrus. Dan selain itu Petrus juga melakukan pelanggaran terhadap pembatasan dalam penugasan audit yaitu Petrus malaksanakan audit umum terhadap Lap. keuangan PT. Muzatek Jaya dan PT. Luhur Arta Kencana serta kepada Apartement Nuansa Hijau mulai tahun buku 2001. hingga tahun 2004.

Sumber :
https://safiram.wordpress.com/2015/12/08/etika-dala